Pacar yang Bukan Tag Line

Pacar hanya sebuah tag line. Yang benar, dia adalah kekasih hati kita. Kekasih artinya 'orang yang dicintai', 'tempat mencurahkan isi hati'. Karenanya, pacar bisa jadi sangat berarti.
Tapi, kekasih hati itu enggak mesti pacar. Kadang pacar malah orang yang sama sekali enggak kenal kita, enggak kita kenal. Pacar bisa jadi malah sosok yang asing. Dan itulah yang disebut pacar sebagai tag line. Dia ada hanya untuk "melengkapi" kesendirian kita, tapi enggak berfungsi dengan benar. 
Memangnya, pacar yang berfungsi dengan benar itu yang kayak gimana??


Kadang kekasih hati kita berasal dari keluarga kita sendiri, salah satu di antara sahabat, atau seseorang yang kita kagumi. Namanya juga kekasih hati, jadi hanya hati kitalah yang mampu memilih, mana yang akan dijadikan kekasihnya. Yang mau berkasih-kasihan kan, hati kita.. bukan kita-nya sendiri. 
Cuma, ya, balik lagi, sayang aja kalau kita punya pacar tapi tetap merasa hampa. Lantas, apa fungsinya dia? Karena itu, saya selalu beranggapan bahwa pacar haruslah seseorang yang benar-benar "menyentuh" kita. Dia haruslah benar-benar orang yang kita cintai, tempat mencurahkan isi hati, dan bukan sekadar seonggok tubuh yang berjalan bersisian dengan kita di tempat undangan kawinan teman atau mall. Pacar bukanlah seonggok tubuh yang menemani kita tiap malam minggu tiba dan mengantar-jemput kita pulang kerja. Pacar bukanlah sekadar seonggok tubuh!


Pacar adalah cermin, tempat kita bisa melihat diri kita sendiri melaluinya. Itulah pacar yang bukan tag line, melainkan kekasih hati (baca: kekasihnya hati). Pacar dan kita adalah dua anak manusia yang saling berbagi cinta, berbagi rasa, berbagi pengalaman serta pelajaran--baik gembira maupun rasa sakit--berbagi kesempatan dan segalanya yang masing-masing enggak punya. Bersama pacar kita bisa saling mengisi apa yang enggak kita punya satu sama lain. Bersama pacar kita jadi lengkap, bukan sekadar jadi dua (sepasang), melainkan jadi utuh. Seperti keping puzzle terakhir kita. Sempurna.
Dan itulah esensinya...


Kamu harus bersyukur bila sudah punya seseorang yang bukan berasal dari keluarga sendiri atau katakanlah dia benar-benar orang lain tapi memainkan fungsinya dengan benar dalam struktur kesimetrisan diri kamu sebagai manusia. Seseorang yang berfungsi dengan benar sesuai dengan soul-mu. Saat itu, dia bukan lagi tepat disebut pacar, melainkan soulmate, jiwamu satunya lagi yang berada di tubuh yang berbeda. :) 
Segala sesuatu di dunia ini tercipta berpasang-pasangan. Siang dengan malam. Kemarau dengan hujan. Aku dengan Ney.
And let me say, "I love you, Ney. You fixed me."


*Buat seorang teman lelaki yang kekasih hatinya sedang terbaring sakit di rumah sakit. I can feel both of you like I look myself with Ney. Don't worry too much, everythings gonna be okey, Dear Lover. Keep strong and fine


"But how will I know who my soul mate is?"
"By taking risks," Wicca said to Brida. "By risking failure, disappointment, disillusion, but never ceasing in your search for Love. As long as you keep looking, you will triumph in the end." (Paulo Coelho) 

0 comments: