Si Murai di Toko Buku

Si Murai

            Hujan yang sama seperti dulu. Wajahnya basah penuh awan abu-abu. Waktu kutanya, dia malah minta maaf. Waktu kutanya lagi, dia malah diam. Waktu kutanya lagi, dia malah menangis. Setelah itu, aku tak tanya lagi.
            "Maafin aku..." Mata itu mengambang.
            "Gak usah minta maaf. Sudah sejauh apa persiapannya?"
            "Maaf, Re," katanya seraya mengusap lelehan air dari matanya dengan tangan.
            "Haha..." tawaku, terlebih karena kini kulihat ada cincin emas melingkar di jari manis kanannya. Entah apa, tapi aku tak senang melihatnya.
            Ah... wangi itu. Kenzo daun botol segitiga. Tiba-tiba semerbak harum lehernya menyerang rongga hidungku. Aku rindu muraiku. Itu, burung kecil, berekor panjang, berwarna hitam, dan banyak berkicau. Dulu terbang bersamanya adalah rutinitas. Namun, sejak dua tahun lalu, dia lebih memilih gelisah di sangkar perjodohan.
"Si Murai" kini ada di toko buku. Bentuknya telah bermutasi, dari seekor burung menjadi cerita pendek. Ia ada bersama cerpen lainnya dalam bunga rampai cerpen Dewan Kesenian Jakarta, Si Murai dan Orang Gila (KPG, Desember 2010). Cerpen ini diikutkan dalam rangka Panggung Sastra Komunitas DKJ yang peluncurannya dilangsungkan pada 15 Desember lalu di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Serius, saya baru punya bukunya tiga hari yang lalu, buku yang memuat salah satu cerpen saya di dalamnya. Sementara orang-orang sudah punya buku ini sejak awal peluncurannya dan bahkan para penulisnya telah mengambil honor mereka di DKJ, saya baru punya buku ini dan itu pun dikasih sama orang DKJ (orang DKJ ini senior saya di kampus). Saya juga baru menerima honor di antara tiga penulis terakhir yang belum mengambil honornya. Saya ke mana aja, sih..??!

Cover bukunya. Cerpen saya jadi judul cover, loh! ;)


By the way, buku ini emang gak saya temuin di Gramedia mana pun. Kata senior saya itu memang sudah habis. Ya, mungkin bisa saja. Saya tidak tahu persis sih, bagaimana itu manajemen penjualan buku. Bagi saya, yang terpenting sekarang adalah punya bukunya. Dan, oh ya, satu hal lagi, dan paling utama, dengan terbitnya buku ini, menjadi semacam titik awal keberangkatan saya di dunia tulis-menulis (sastra). Semoga akan ada buku-buku selanjutnya. Yang penting, teruslah menulis dan berkarya.

Oya, buku ini ada dijual secara online. Kalau emang ada yang penasaran ingin membacanya, sila pesan di toko ini buku. Selamat berbelanja.. Selamat membaca.. :)

0 comments: