Situs Misbach Jusa Biran dan Poster Film Indonesia

Perpustakaan Nasional RI bekerja sama dengan Sinematek Indonesia kembali meluncurkan Situs Web Kepustakaan Tokoh Perfilman Indonesia. Setelah ada 10 tokoh film yang dibuatkan situs biografinya, kini giliran Misbach Jusa Biran yang diapresiasi. Berikut adalah nama-nama tokoh perfilman Indonesia yang telah dibuatkan situs web pribadinya oleh Perpustakaan Nasional RI dan Sinematek Indonesia.



Setelah ini, konon menyusul 2 nama tokoh perfilman lainnya yang siap diluncurkan situs web kepustakaannya.

Acara "Peluncuran Situs Web Kepustakaan Tokoh Perfilman Indonesia 'Misbach Jusa Biran' dan Kumpulan Poster Film Indonesia" berlangsung pada Senin lalu, 5 November 2012 di Ruang Teater Perpustakaan Nasional RI pukul 10.00 s.d. selesai. Selain membuka peluncuran situs web tersebut, acara ini juga membuka peluncuran buku kumpulan poster film Indonesia, yaitu Poster Film Indonesia Masa 1980-1990 (2011) dan Poster Film Indonesia Masa Era Teknologi Komputer Grafis (2012) yang keduanya dapat diunduh dan dibaca dalam format e-book di siniKedua buku kumpulan poster ini merupakan kelanjutan dari dua buku kumpulan poster sebelumnya, yaitu Poster Film Indonesia Masa Sebelum Kemerdekaan (2009) dan Poster Film Indonesia Masa Sesudah Kemerdekaan (2010).

Acara ini juga diisi dengan diskusi film yang menghadirkan narasumber Teuku Rusian (pekerja film), Hadiartomo (pekerja film dan pengajar Fakultas Film dan Televisi IKJ), Ida Farida Jusa Biran dan Iwan Jusa Biran yang keduanya adalah adik (alm.) Misbach Jusa Biran dengan dimoderatori oleh Adi Pranajaya (mantan Kepala Sinematek Indonesia).
***

Tahukah Anda satu hal yang barangkali luput dari perhatian, terutama penonton terhadap hasil karya film? Ialah poster film yang hampir pasti selalu mengikuti di setiap produksi film. Namun, siapa yang memperhatikan benar hal ini? Padahal, poster film bisa menginterpretasikan banyak hal, baik yang berkaitan dengan film itu sendiri maupun di luar film, seperti jejak sejarah desain grafis di Indonesia.

Mengingat hal-hal tersebut, dibuatlah pendokumentasian poster film Indonesia yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional RI bekerja sama dengan Sinematek Indonesia dengan perwujudannya dalam bentuk buku yang berisi kumpulan poster film Indonesia. Kumpulan poster ini dibagi berdasarkan rentang masa produksinya, yakni masa sebelum kemerdekaan, masa sesudah kemerdekaan, masa 1980-1990, dan masa era teknologi komputer grafis. Masing-masing rentang waktu ini memberi petunjuk kepada kita tentang alur metode pembuatan poster film di Indonesia.

Poster film dahulu kala dibuat dengan memotret para pemain lalu hasil foto itu digunting dan ditempel-tempelken. Demikian sederhananya hingga pada masa setelah kemerdekaan sampai 1990-an, poster film dibuat dalam wujud lukisan dan perlahan memasuki dunia teknologi dengan sentuhan desain grafis. Seiring perkembangan tekonologi dan berkurangnya para pelukis poster film, kini pembuatan poster film telah menyeluruh secara komputerisasi. Kita bisa melihat perjalanan poster film di Indonesia dari masa ke masa lewat pendokumentasian poster film dalam empat buku karya Adi Pranajaya ini. Menarik sekali menyimaknya. Anda bisa membacanya di situs perfilman Perpustakaan Nasional RI.

Acara yang berlangsung hingga siang hari ini berjalan lancar. Namun sayang, tampaknya tidak banyak insan perfilman Indonesia yang hadir di acara tersebut, terutama yang berasal dari masa kini. Begitu pula dengan peliputan dari wartawan media massa. Sebagian besar tamu dan undangan berasal dari pihak birokrasi yang terkait, Perpustakaan Nasional RI dan Sinematek Indonesia, juga pihak birokrasi dari dunia perfilman itu sendiri dan para "senior" di perfilman tanah air.


0 comments: