Kabar Menjelang Ramadan

Sebenarnya bukan ini yang hendak aku tulis di momen menjelang Ramadan ini. Tapi, berita duka datang di pengujung hari ini, yaitu suami seorang teman di kantor meninggal dunia di luar kota setelah dirawat di sana selama beberapa minggu hingga membuat teman kami ini tidak masuk kerja selama beberapa lamanya itu untuk menemani suaminya dirawat. Sayangnya, kabar dukalah yang malah kami terima setelah selama ini hanya bisa menunggu, tepat di hari-hari terakhir bulan Rajab menuju Ramadan. Inilah yang namanya takdir Tuhan.

Aku jadi kehilangan kegembiraan. Aku merasa ikut berduka. Karena itu, aku tak jadi merayakan momen awal puasa ini dengan tulisan tentang pengalaman berpuasa sebagai keluarga nomad selama ini. Aku jadinya menulis cerita tentang kematian suami teman kantorku. Memang tidak cocok disebut perayaan meskipun aku ingin sekali merayakan datangnya bulan Ramadan ini. Tapi, mungkin aku tak harus selalu menyambutnya dengan sebuah perayaan, kegembiraan. Kematian mungkin adalah yang terbaik sebagai bentuk sebuah permenungan. Dan, aku "merayakan" kehadiran Ramadan kali ini dengan sebuah permenungan tentang satu-satunya kepastian dalam hidup: kematian.

Semoga almarhum diterima di sisi Allah dan temanku serta keluarganya diberi kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi segala takdir Allah ini.



0 comments: