Si Kaka

Hari ini aku merasa kangen sama anakku, padahal setiap hari aku bawa-bawa *lol. Ternyata, Ney juga merasakan hal yang sama. Menjelang sore dia bilang kalau kangen si Kaka (kami menyebut dia si Kaka), lalu kujawab, "Ih, sama!" Kuceritakan, aku bahkan sampai mengobrol dengannya siang tadi sehabis zuhur sambil meminta maaf, kalau-kalau aku kurang perhatian akhir-akhir ini. Aku pun minta maaf pada anakku kalau-kalau selama tujuh bulan lebih mengandung dia ini, aku kurang menjaganya dengan baik. Aku minta maaf kalau aku mungkin tidak cukup memenuhi kebutuhannya. Aku sudah berusaha seoptimal mungkin merawat dia dalam kandunganku, memenuhi kebutuhan nutrisinya, membuat dia nyaman dan tidak stres, menyenangkan dia dengan mendengarkan musik-musik yang ayahnya siapkan, menjaga dia dari mendengar dan mengalami hal-hal yang tidak mengenakkan, tapi tujuh bulan ini bukan waktu yang sebentar. Banyak yang telah terjadi, banyak yang aku alami, banyak yang kami hadapi, dan kami tidak selalu bisa menyaringnya untuk menerima yang baik-baik saja, karena, ya, beginilah hakikatnya kehidupan: penuh warna.

Waktu kuceritakan itu pada Ney, dia lantas bilang, "Biar, biar dia tahu hidup ini."

Kami kangen si Kaka, dan aku sungguh tidak sabar menunggu kehadirannya. Baik-baik ya, Nak, hingga waktunya nanti. Kami menyayangimu...

0 comments: