Minggu pagi tadi saya dan Ney berjalan-jalan ke areal pemda
Bogor. Sudah lumrah jika Minggu pagi seperti tadi areal ini ramai dikunjungi
oleh orang-orang yang berolahraga maupun sekadar nongkrong dan cari sarapan seperti kami. Ini sudah berlangsung
selama puluhan tahun. Tepatnya saya kurang tahu pasti, yang jelas saya sudah
sering jalan-jalan pagi ke pemda sejak saya masih SD.
Jalan-jalan Minggu pagi tadi seru. Areal pemda juga tampak
ramai oleh para pedagang yang sebenarnya sudah berbulan-bulan lamanya tak lagi
diizinkan untuk berdagang di sepanjang jalan pemda. Namun, pagi tadi para
pedagang tampak jejal di areal ini. Kami sendiri sangat menikmati jalan-jalan
pagi kami setelah sekian lama tidak melakukannya. Rasanya senang dan fresh.
Usai jalan-jalan pagi, sarapan, dan nongkrong di pemda, kami pun pulang sebelum matahari mulai
meninggi. Tapi, sebelum itu, kami mampir dulu ke tukang bunga di jalan raya
luar areal pemda. Saya sering melewati jalan itu dan tahu ada pedagang-pedagang
bunga di pinggir jalannya. Tapi, saya belum pernah sempat untuk membelinya.
Nah, karena tadi sekalian dari pemda, muncullah ide untuk mampir ke sana. Saya
ingin membeli beberapa tangkai bunga untuk dibawa pulang ke rumah dan dijadikan
pajangan untuk mempercantik ruangan selama beberapa hari ke depan.
Maka, begitu tiba di sana, saya langsung sibuk memilih
tangkai-tangkai bunga terbaik dari kumpulan bunga yang ada. Tak terlalu banyak
pilihan. Ini hanya pedagang bunga kaki lima, bukan kios bunga atau florist dan semacamnya. Kalau tidak
salah ingat, yang tersedia di sana tadi hanya bunga aster putih (ini yang
paling menonjol karena mekarnya besar-besar), aster kuning, sedap malam,
anggrek ungu, kuntum-kuntum mawar yang sudah diplastikkan. Pilihan saya
langsung tertuju kepada aster putih itu, tapi begitu melihat yang kuningnya
kecil-kecil bergerombol dalam satu tangkai tampak menarik juga, saya pun
memilihnya. Eh, si Abang malah merekomendasikan pula bunga sedap malam kepada
saya. “Ini wangi kalau malam. Kuncupnya juga jadi mekar,” ujar si Abang
menawarkan. Walhasil, saya pun membeli ketiganya, masing-masing satu tangkai.
Bunga-bunga dalam wadah bekas. |
Trio Minggu Pagi. |
Ketika senja datang, bunga sedap malam mulai mengeluarkan bau tubuhnya yang harum. Mendadak, ruangan dalam rumah dipenuhi wangi bunga sedap malam yang khas. Saya perhatikan, kuncup-kuncup itu pun mulai bermekaran perlahan. Saya senang sekali pada trio Minggu pagi ini. Kata si Abang, mereka bisa bertahan antara 5-7 hari. Tapi, saya pernah punya pengalaman, lamanya bisa lebih dari itu. Kita lihat nanti.
Saya adalah salah satu pengagum bunga-bunga. Entah sejak kapan ketertarikan itu, yang jelas, dulu waktu SMA, saya selalu melewati sebuah florist tak jauh dari sekolah dan tak pernah berhenti mengidamkannya. Saya ingin kelak punya toko bunga sendiri, mungkin juga ada kedai kopinya, roti-roti, kue kering manis. Sederhana saja, tapi cantik dan istimewa. Semoga terwujud. Amin. ^^
0 comments:
Posting Komentar