Si Introver

Artikel ini saya ambil dari salah satu portal berita dengan judul 7 Tanda Seseorang Benar Introvert. Begitu selesai baca, poin-poinnya saya banget. Sebelumnya juga, seorang teman Diklat pustakawan, setahun lalu, yang seorang psikolog, pernah memberikan ramalannya lewat gambar tangan saya. Dia kaget juga, karena tidak tampak dari luar, bahwa ternyata saya ini orangnya introver abis. Katanya sih, enggak kelihatan. Tapi, dalamnya orang, siapa yang tahu ternyata, kan? :P
Nah, di bawah ini adalah ulasan 7 tanda seseorang introver dari artikel tersebut. Di bawahnya, saya kasih gambaran dari sikap saya yang sesuai dengan poin-poin itu. 
1. Betah di rumah
Introvert lebih suka tinggal di rumah daripada pergi keluar dengan teman-teman. Ketika mereka pergi ke pesta, mereka biasanya punya waktu, tetapi mereka lebih suka berada di rumah. Hampir setiap introver adalah orang rumahan. Jika Anda adalah orang yang harus diseret keluar oleh teman Anda pada setiap akhir pekan, Anda mungkin benar introvert. Membaca buku yang bagus atau menonton film favorit jauh lebih baik bagi Anda daripada pergi keluar dan bersenang-senang.
Ini jelas saya banget. Bukan cuma betah di rumah, diajak keluar saja itu saya susaah.. banget. Bahkan, cuma buat ke warung beli kebutuhan yang umumnya sih sekalian dipake untuk bersosialisasi dengan tetangga, itu saya ogah banget. Saya keluar rumah hanya untuk urusan pekerjaan, beli jajanan atau sayur dari tukang yang lewat, atau pergi sama Ney membeli kebutuhan atau kumpul bareng teman-temannya. Untuk yang terakhir, itu pun dengan sedikit paksaan dari Ney dengan alasan tidak tega meninggalkan saya di rumah sendirian sementara dia kumpul bareng teman-temannya untuk menyelesaikan urusan. Saya sih gak apa-apa, loh, padahal. Tapi, karena Ney maksa, ya udah saya turutin, daripada dia ketika di luar kepikiran saya terus, jadilah saya lumayan sering kumpul sama teman-teman Ney semata demi menghargai ajakan Ney. Selain urusan pekerjaan, hampir setiap keluar rumah saya selalu bersama Ney. Hihi.
2. Mencintai ketenangan
Jika Anda menyukai dan menikmati ketenangan, ini adalah tanda lain bahwa Anda adalah seorang introvert. Semua orang dapat menikmati ketenangan, baik ekstrovert atau introvert, tapi introvert menikmatinya dengan cara yang tidak biasa. Mereka mendambakan ketenangan karena memberikan energi buat mereka, meningkatkan suasana hati mereka, dan membuat mereka merasa senang dan siap untuk menghadapi situasi apa pun.
Yap, benar banget. Saya menyukai ketenangan dan kesendirian lebih dari apa pun. Ketenangan membuat saya merasa hidup dan percaya diri.
3. Keramaian bikin stres
Jika situasi sosial biasanya membuat Anda stres, Anda mungkin benar introvert. Banyak introvert yang bisa berpura-pura senang bergaul ketika dirasa perlu, tetapi mereka merasa tidak nyaman dan mencari cara untuk menghabiskan waktu sendirian. Mereka merasa lega ketika mereka sudah mendapatkan situasi sosial dan berada di dunia kecil mereka lagi.
Ini saya banget juga. Untuk masalah bergaul sih, saya enggak ada masalah, karena ya itu dia, saya bisa kok berpura-pura senang bergaul. Saya bisa mendengarkan orang lain, saya bisa menempatkan diri, saya bisa asyik. Tentunya dalam hidup saya harus belajar seimbang. Tapi, kalau udah kelamaan di dunia publik dan minim ruang privasi, saya bisa uring-uringan gak karuan nyaris depresi (tanya aja Ney kalau gak percaya. hehe.).
4. Pesta kejutan bukan untuk Anda
Untuk seorang introvert, pesta kejutan hanyalah akhir dunia. Mereka tidak suka menjadi pusat perhatian dan mereka membenci semua ribut-ribut yang dibuat untuknya. Tentu saja, mereka menghargai sikap itu, tapi pesta kejutan ini bukan untuk mereka. Sebuah perayaan yang tenang dan sederhana dengan beberapa teman dekat atau keluarga sudah cukup bagi mereka.
Iya, saya enggak terlalu suka, apalagi jika itu dilakukan oleh orang-orang yang tidak terlalu dekat (bukan dalam arti harfiah) dan berada di luar dunia saya. Sebagai contoh, waktu saya Diklat Prajab, saya ulang tahun dan teman-teman baru saya di kelas membuat kejutan buat saya. Sebagian orang mungkin akan menyukainya, merasa senang dengan perhatian itu, tapi tidak dengan saya. Sesungguhnya, saya merasa sangat tidak nyaman meskipun saya menghargai apa yang telah mereka lakukan. Saya tahu, kejutan yang saya terima saat itu tentu tidak dilakukan dengan begitu saja, tetapi butuh diskusi, rencana, tenaga, uang, dan mereka telah mengusahakannya. Saya ingin sekali berbahagia, tapi saya tidak bisa sepenuhnya untuk itu. Semua keceriaan saya semata untuk menghargai dan atas itu, saya mengucapkan terima kasih. Tidak lebih. :)
5. Butuh pemulihan setelah acara
Jika acara kumpul-kumpul di keramaian menjadi sumber energi bagi eksprovert, maka acara itu menguras energi bagi introvert. Jika Anda membutuhkan waktu pemulihan setelah acara sosial bahkan untuk kembali ke diri sendiri dan merasa normal lagi, Anda adalah seorang pendiam sejati. Anda mungkin ingin menemukan cara untuk menghabiskan waktu sendirian dan mendengar pikiran Anda lagi. Ini tidak buruk. Menjadi seorang ekstrovert atau introvert adalah tipe kepribadian yang dapat diterima.
Ya, ini pun benar terjadi pada saya. Ini kerap terjadi sehabis saya menghadiri suatu acara, seperti kumpul-kumpul dengan teman lama, jalan-jalan dari kantor, atau acara keluarga besar. Makanya, saya sering sekali absen hadir untuk acara kumpul-kumpul semacam itu, termasuk juga undangan pernikahan, karena saya selalu butuh waktu untuk "kembali". Saya malas dan capek karena energi yang harus saya kerahkan untuk acara-acara semacam itu sangat besar. Yah, di mana-mana, yang namanya kepura-puraan, walau sebentar dan sedikit pun, selalu bikin capek.
6. Berinteraksi dengan individu
Introvert selalu lebih memilih untuk berinteraksi dengan orang per orang dan mencoba menghindari sekelompok orang. Mereka merasa nyaman dan menikmati obrolan ketika mereka berkomunikasi dengan satu atau dua orang. Jika Anda seorang introvert, sekelompok besar orang dapat membuat Anda seperti terlempar keluar. Jika diberi pilihan, Anda akan bergabung dengan grup kecil, bukan sebuah pertemuan besar.
Benar, saya mungkin tidak ikut berkunjung ke rumah teman yang baru melahirkan, tapi saya memberi pesan selamat secara khusus lewat WA. Saya mungkin tidak datang ke resepsi pernikahan teman, tapi saya menemuinya langsung di ruang kerja untuk menyerahkan kado. Saya menghadiri undangan teman yang menikah di jam-jam terakhir acaranya selesai. Alasannya sederhana, tidak mau ketemu banyak orang dan ingin bercengkerama dengan si teman mempelai secara lebih intens. Dalam keramaian, orang kebanyakan berbasa-basi, membahas hal yang tak perlu dan berulang-ulang, menjadi asing pada dirinya masing-masing.
7. Memiliki beberapa teman
Setiap orang membutuhkan teman, tak terkecuali orang yang introvert. Tapi introvert lebih memfokuskan pada kualitas teman-teman mereka daripada kuantitas. Mereka tidak peduli berapa banyak persahabatan yang mereka miliki. Introvert memilih teman-teman mereka secara bijaksana dan ketika mereka menemukan mereka, mereka mengabdikan diri untuk persahabatan mereka.
Meskipun begitu, bukan berarti saya tidak punya teman. Menjadi introver bukan berarti tidak butuh teman, tidak punya teman, tidak mau berteman. Orang-orang introver cenderung pemilih. Ia berteman dan dekat dengan orang-orang tertentu saja yang membuatnya merasa nyaman, ada interaksi hubungan yang seimbang, jauh dari persaingan, tidak berat sebelah atau ada yang merasa lebih penting daripada yang lain. Orang-orang introver senang pada kebersamaan yang hangat, saling terbuka, dan percaya. Ia menjalin kualitas hubungan, bukan sekadar banyak-banyakan teman atau bergaul sana-sini tapi enggak ada esensinya.

Benar apa yang dikatakan di artikel ini, tidak ada yang salah dengan menjadi ekstrover atau introver. Keduanya adalah karakter dan tentu setiap orang punya karakter. Dan, inilah (karakter) saya. Ternyata benar saya introver, seperti yang dibilang Ney juga. Tak apa, yang penting adalah bukan introver atau ekstrovernya, melainkan bagaimana menjalani hidup ini dengan seimbang. Setuju? 
Dan, mari kita hargai setiap perbedaan... menjadi diri sendiri itu lebih baik daripada apa pun! 
And yess, I'm happy to be an introvert. ;)

0 comments: