Demi Waktu

Belakangan, hidup berasa cepat sekali berlalunya. Saya sampe enggak sadar, sudah ada di mana sekarang? Perjalanan panjang ini seakan tak lelahnya memeras logika dan perasaan secara bersamaan. Kadang rasanya ingin berhenti saja berjalan. Tapi, dapat apa kita kalau hanya diam?

Sama seperti, memangnya dapat apa kita dengan berjalan? Mungkin memang tidak ada yang kita dapat dari perjalanan ini. Sebenarnya semua hanyalah ilusi. Toh, hidup ini pun sesungguhnya sudah terjadi. Tapi, setidaknya, kita melakukan sesuatu, ketimbang diam.


Semalam kami nonton In Time (2011) dan berpikir bahwa benarlah apa yang diceritakan dalam film itu. Lalu kami berkhayal, kenapa sistem manusia tidak sekalian saja dibuat seperti itu? Kenyataannya, kita membayar semua ini demi waktu: waktu kita. Waktu saya, waktu dia, waktu kamu. Karena kita makhluk berwaktu, dan hidup ini kita isi dengan apa pun demi waktu yang kita punya. Kita ini, sekarang, hanya sedang menghabiskan waktu.


Nah, pertanyaannya, mau menghabiskan waktu dengan cara apakah kita?


Rasanya saya hanya ingin pulang dan memeluk Ney. Lalu kami bercerita yang indah-indah dari dunia ini seolah tak ada yang tak indah dari Planet Bumi, dan kami menjalani hidup dengan cara yang sangat sederhana. Sesederhana mungkin, di tengah segala peliknya kehidupan.


Ini mungkin memang bukan yang terbaik--bagi kebanyakan orang. Tapi bagi saya, cukup.



0 comments: