Kangen Rumah, Selalu

Kangen rumah! 
Memang sekarang lagi berada jauh dari rumah untuk jangka waktu lama?
Oh, tidak! Saya hanya kangen rumah. Selalu.

Saya beraktivitas biasa. Bangun pagi, berangkat kerja, pulang sore, malam tidur. Kalau dipikir, waktu saya di luar dengan waktu saya di rumah lebih banyak di luar. Mungkin karena itulah saya kangen rumah.


Mungkin karena beberapa bulan semenjak menikah ini, hampir setiap hari saya habiskan malam dengan mengobrol bersama Ney. Lama-lama kebiasaan ini menjejak juga dalam ingatan, menjadi sesuatu yang manis dan pantas dirindukan, bahkan di setiap harinya, di setiap rutinitas yang itu-itu saja. Saya kangen. Rumah. Ney. Kebersamaan kami.


Jadi, kini, setiap hari, ketika bangun dan berangkat kerja, saya hanya berpikir: ingin cepat-cepat pulang. Saya ingin berkumpul di rumah, menunggu Ney atau ditunggu Ney, lalu kita mengobrol lagi pada malam-malam sambil mendengarkan As You Leave My Nest-nya Dewa Budjana atau sibuk dengan kegiatan masing-masing: Ney latihan gitar, saya menulis, masak tongseng atau sekadar tumis-tumis, lalu kami asyik main game.


Saya kangen rumah. Suasananya, dari pagi hingga pagi lagi, terutama lepas senja.


Ney punya minat menarik, yaitu mengoleksi lampu-lampu dengan warna hangat. Model lampunya beragam, tapi unsur warna yang diberikan senada. Dia menyimpannya di beberapa sudut rumah. Lepas senja, satu per satu mulai dinyalakan, dan kehangatan pun menyeruak ke seluruh ruangan. Ini memberikan kenyamanan tersendiri, mendamaikan, sesuatu yang bikin saya selalu ingin pulang.


Bukankah setiap orang selalu ingin pulang? Ke mana pun mereka pergi, di mana pun mereka berdiri, setiap orang selalu mencari arah kembali, mungkin rumah, mungkin hati, mungkin orang-orang tersayang.


Pulang adalah rumah, Ney, suasana lampu yang hangat, kebersamaan kami, game.

Saya ingin cepat-cepat sore. Saya ingin pulang.


0 comments: